DOKTERCANTIK.COM – Menurut sebuah studi baru oleh Departemen Toxic Substances Control (DTSC) di California, banyak produk perawatan kuku di San Francisco Bay Area membuat klaim bebas racun yang tidak didukung oleh pengujian laboratorium.
DTSC memeriksa sekitar 25 produk pada bulan Mei 2011, dan menemukan kandungan berbahaya pada cat kuku tersebut. Racun ini telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, terutama menyebabkan cacat lahir, dan karsinogen.
Menurut David Suzuki, 80 persen produk kosmetik mengandung setidaknya satu bahan yang terkait dengan gangguan kesehatan dan lingkungan, termasuk kanker, gangguan reproduksi, asma dan alergi parah, serta mencemari lingkungan selama proses produksi dan mengancam kesehatan manusia ketika terhirup atau diserap melalui kulit.
Namun jangan khawatir, beberapa produk cat kuku telah dirancang ramah lingkungan dan bebas racun, berikut ini beberapa tips untuk memilih cat kuku yang aman yang dapat anda jadikan sebagai panduan saat akan membeli cat kuku.
1. Hindari cat kuku dengan dibutyl phthalate
Bahan ini digunakan sebagai pelarut untuk pewarna dan sebagai penguat untuk mencegah cat kuku rapuh, phthalate ini diklasifikasikan oleh Uni Eropa sebagai endocrine disruptor dan sebagai racun bagi reproduksi.
Lembaga kesehatan Kanada mengaitkan DBP dengan masalah hati dan gagal ginjal pada anak-anak ketika produk yang mengandung phthalates terserap atau dikunyah untuk waktu yang lama. Uni Eropa mengklasifikasikan DBP sebagai zat yang sangat beracun untuk organisme air.
2. Hindari cat kuku dengan formaldehyde
Formaldehida adalah bahan yang umum yang digunakan dalam pengeras kuku dalam konsentrasi hingga lima persen. Pada cat kuku, resin tosylamide / formaldehida ini digunakan, dan dapat mengandung konsentrasi formalin hingga 0,5 persen. Badan Internasional untuk Penelitian Kanker mengklasifikasikan formaldehida sebagai karsinogen bagi manusia.
3. Hindari cat kuku dengan toluene
Menurut Pusat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kanada, toluena adalah penyebab iritasi kulit moderat yang dapat menyebabkan dermatitis ketika terjadi kontak berkepanjangan. Hal ini juga berbahaya pada perkembangan janin jika terserap dalam kulit.
Menghirup uap toluene dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan sedikit mengantuk dan sakit kepala pada tingkat rendah dan iritasi pada hidung, tenggorokan dan saluran pernapasan pada tingkat tertentu.
4. Pilih cat kuku yang bukan berbasis pelarut
Cat kuku konvensional biasanya terbuat dari pelarut kimia sekitar 70 persen yang bila diterapkan akan menguap ke udara dan mengeluarkan asap kimia yang dapat terhirup penggunanya. Cat kuku berbasis air dapat melarutkan sebagian besar atau semua bahan kimia ini dengan air.
Pastikan Anda memilih cat kuku yang bukan berbasis pelarut, dan tidak mengandung bahan berikut:
- Aseton merupakan sebuah pelarut yang digunakan dalam cat kuku dan astringent yang dapat menyebabkan mual, iritasi telinga, hidung, dan tenggorokan, dan dermatitis. Bahan ini dapat mencemari saluran air dalam proses produksinya dan mencemari udara dalam ruangan.
- Benzofenon 1: Bisa menyebabkan gangguan hormon.
- Benzoil peroksida: Menghirup zat aditif plastik ini dapat mengiritasi selaput lendir dan telah terbukti menyebabkan kanker pada hewan percobaan.
- Etil laktat atau etil alkohol: Dapat menyebabkan kerusakan saraf dan mengiritasi mata dan selaput lendir.
- Xylene: Seperti toluena, pelarut kimia ini berasal dari petroleum, beracun, dan dapat dihubungkan dengan penyebab utama kanker.
5. Gunakan pewarna kuku yang lebih alami
Anda dapat menghindari resiko penyakit yang diakibatkan puluhan bahan kimia berbahaya dalam cat kuku dengan menggunakan cat kuku yang memiliki label organik pada kemasannya. Atau Anda dapat memilih menggunakan pewarna alami seperti henna yang terbuat dari tumbuhan dan tentunya lebih aman dan ramah lingkungan.