DOKTERCANTIK.COM – Menopause merupakan akhir dari era “menstruasi”, tahapan natural dalam hidup yang akan terjadi pada setiap manusia. Pada saat inilah rahim seorang wanita berhenti memproduksi sel telur. Wanita yang sudah masuk dalam fase ini tidak lagi mengalami datang bulan dan tidak bisa hamil. Pada umumnya, menopause terjadi di sekitar usia 51 tahun. Meskipun ada juga yang mengalami di usia 30-an atau 40-an, disebut juga dengan premature menopause.
Ciri Menopause Pada Wanita
Ciri menopause ini salah satunya adalah terkadang berhenti secara tiba-tiba ketika haid. Seorang wanita yang memasuki tahap ini akan mengalami haid yang tidak teratur, semakin jarang datang haid, meskipun haid datang intervalnya semakin jauh dan hingga pada akhirnya haid tidak datang lagi.
Menopause terjadi disebabkan oleh perubahan keseimbangan hormon sexual. Pada tahap perimenopause (tahap awal sebelum masuknya fase menopause), level estrogen menurun yang mengakibatkan rahim berhenti memproduksi sel telur setiap bulannya (ovulasi). Estrogen adalah hormon yang berperan dalam mengatur menstruasi seorang wanita.
Gejala Fisik dan Emosional
Penurunan level estrogen ini mengakibatkan munculnya gejala fisik dan emotional, diantaranya adalah:
1. Hot flushes: berupa rasa panas di dalam tubuh, diikuti dengan keluarnya keringat, serta jantung yang berdebar-debar.
2. Night sweats: hot flushes yang terjadi pada malam hari.
3. Mood swings: perubahan suasana hati secara fluktuatif dan sangat cepat.
4. Vaginal dryness: ketika vagina memproduksi lubrikan alami dengan jumlah yang tidak mencukupi atau sudah tidak ada produksi, akibatnya vagina menjadi kering.
Jika memang gejala-gejala tadi mengganggu aktivitas rutin sehari-hari, sebaiknya dilakukan terapi ke dokter. Terapi yang biasa digunakan untuk mengatasinya yaitu Hormon Replacement Therapy (HRT), yang akan membantu mengatasi gejala menopause dengan memberikan hormon estrogen. Sediaannya ada dalam bermacam-macam, tablet, krim, gel, skin patch atau implan.
Lubrikan vagina juga bisa digunakan untuk mengatasi vaginal dryness selama melakukan hubungan suami istri. Sementara, antidepresan juga kadang-kadang diberikan oleh dokter untuk mengatasi gejala hot flushes.
Meskipun treatment dengan obat-obatan tersedia, sebaiknya selalu pilih treatment non-obat. Karena dapat terhindar dari efek samping yang biasanya muncul karena obat-obatan. Tentunya perubahan gaya hidup adalah cara mengatasinya dengan tanpa menggunakan obat, yaitu dengan makan-makanan yang bergizi dan seimbang, serta melakukan olah raga secara rutin dan teratur.
Hindari penyebab yang dapat memicu muncul gejala hot flushes, misalnya minuman hangat, kafein, alkohol, makanan pedas, cuaca panas, dan bahkan ruangan yang hangat. Perbanyak memakan sayuran, buah-buahan, dan gandum. Selain itu, coba lah meminum susu rendah lemak atau yoghurt untuk menerima asupan calcium ke dalam tubuh.